JAKARTA - Pemerintah Indonesia diminta tegas membatasi aktivitas LSM asing terkait iklim usaha perkebunan kelapa sawit seperti sudah dilakukan oleh India, Rusia dan Cina.
Kampenye negatif yang kerap dikemukakan LSM asing pada industri kelapa sawit nasional dikhawatirkan nantinya dapat mengganggu stabilitas ekonomi dan investasi di Indonesia. Demikian diungkapkan Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Hariyadi Sukamdani, Selasa (25/10).
"Semua usaha kelapa sawit nasional melaksanakan sustainability (keberlanjutan) berdasarkan regulasi nasional," ujar Hariyadi.
Menurut Hariyadi, kampanye hitam yang dilakukan LSM asing terhadap industri kelapa sawit nasional dilakukan secara serabutan dan menggunakan data yang dicampur antar resmi dan tak jelas kebenarannya.
"Intinya mereka mengambil data yang negatif untuk memojokkan industri kelapa sawit nasional," Hariyadi menuturkan.
Hariyadi menyarankan ke pemerintah agar memiliki persepsi yang sama mengenai kampanye hitam industri kelapa sawit nasional, melalui agen yang dilakukan LSM asing, sebagai pertarungan kepentingan dagang di level global.
Selanjutnya, pemerintah juga disarankan untuk mencari dan menerapkan instrumen perdagangan sehingga mampu melawan negara lain yang memberlakukan trade barrier terhadap industri kelapa sawit.
"Misalnya Indonesia harus mengurangi impor barang dari negara penentang kelapa sawit lalu menggantinya dari negara pembeli produksi kelapa sawit Indonesia. Pemerintah juga harus berani menerapkan kebijakan imigrasi kepada oknum yang menggunakan visa turis tapi bekerja sebagai LSM asing," ucap Hariyadi.
Hingga saat ini APINDO, menurut Hariyadi, kampanye negatif yang dilakukan LSM asing terhadap industri kelapa sawit nasional belum berpengaruh terhadap produktivitas hasil. APINDO mengimbau agar pemerintah tetap bertindak sesuai kedaulatan Indonesia tanpa terpengaruh kampanye hitam LSM asing.
"Iklim investasi untuk industri pengolahan kelapa sawit sampai kini juga masih kondusif," ujar Hariyadi.
Salah satu bentuk kampanye hitam yang dilontarkan LSM asing belum lama ini seperti dilakukan oleh Mighty. LSM Mighty menuding bahwa pengelolaan perkebunan kelapa sawit menjadi penyebab kebakaran hutan di Papua pada tahun lalu.
Berdasarkan penelusuran di laman resmi LSM Mighty maupun media sosial, diketahui organisasi tersebut dibentuk oleh Center for International Policy dan bekerjasama dengan Waxman Strategies, sebuah konsultan politik besutan Henry Waxman mantan Senator Amerika Serikat.
Data yang dirilis oleh Kementerian Luar Negeri terkait jumlah dan nama resmi LSM asing yang beraktivitas di Indonesia, ternyata nama LSM Mighty tidak termasuk LSM asing yang terdaftar secara resmi beroperasi di Indonesia
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
0 komentar:
Posting Komentar