PRABUMULIH, PP - Curah hujan yang dulu menjadi berkah bagi masyarakat Kota Prabumulih kini seolah berubah menjadi momok menakutkan. Dimana hujan sebentar saja mengguyur bumi seinggok sepemunyian, genangan air sudah menggenangi jalan-jalan protokol maupun pemukiman padat penduduk.
Selasa kemarin (15/11/2016) petang Kota Nanas nyaris lumpuh. Suasana aman dan damai itu sejenak berubah gaduh manakala air hujan mulai menggenangi pemukiman warga.
Ribuan warga sibuk menyelamatkan barang berharga seisi rumah agar tidak terendam banjir. Kelurahan Tugu Kecik hingga Kelurahan karang Raja Prabumulih timur Kota Prabumulih, terpantau genangan air mencapai pinggang orang dewasa. Meski telah berupaya semaksimal mungkin menyelamatkan perabotan rumah tangga, namun terpantau sebahagian besar perabotan warga yang bermukim di dua kelurahan ini masih terendam banjir.
Air juga terlihat menggenangi jalan sudirman di perlintasan pintu rel Kereta api. Pengguna jalan tampak melambat melewati jalan yang tergenang banjir hingga eks Polsek Prabumulih Timur.
Drainase di bawah rel tampak meluap mengalirkan air ke Kelurahan Karang raja dikawasan Rumah Sakit lama. Pemukiman dekat masjid Karang Raja kawasan rumah sakit pun tak ubahnya seperti sungai sore menjelang maghrib kemarin.
Banjir Selasa kemarin juga terpantau tak hanya menimpa pemukiman warga di Kelurahan Karang Raja dan Tugu Kecik. Banjir juga melanda pemukiman penduduk di Perumnas IV Gunung Ibul dan Kelurahan Prabumulih, serta Kelurahan Payuputat. Dusun Prabumulih (Demikian Kelurahan ini biasa disebut) juga tak luput dari terjangan banjir. Bahkan beberapa lembaga pendidikan juga tergenang air seperti SDN di Jalan Padat Karya Kelurahan Gunung Ibul.
Walikota Prabumulih Ir.H, Ridho Yahya MM saat melakukan tinjauan lapangan siang tadi mengungkapkan bahwa, penyebab banjir di Kota Prabumulih adalah akibat tidak berfungsinya drainase yang ada. Akibatnya, air dari curah hujan lebat tidak dapat dialirkan ke pembuangan. Air dari drainase yang tersumbat meluap dan akhirnya menggenangi daerah disekitarnya.
"Yang pastinya karena drainase saat ini tidak berfungsi dengan baik. Air dari curahan hujan yang lebat akhirnya meluap dan menggenangi daerah disekitarnya. Yang kedua, gorong-gorong yang dibuat oleh PJKA tidak terkoneksi dengan drainase bikinan pemerintah. Ini juga salah satu penyebab terjadinya banjir di Tugu Kecik dan Karang Raja.
"Solusinya kedepan, Pemerintah Kota Prabumulih akan menganggarkan pembangunan drainase yang lebih besar. Yang mengalirkan air hingga ke pembuangan. Artinya, di titik-titik rawan banjir akan diprioritaskan lebih banyak drainase pembuangan" ujarnya.
Anggota Komisi A DPRD Kota Prabumulih Adi Susanto yang terlihat melakukan tinjauan ke pemukiman warga saat banjir kepada posmetroprabu.com mengungkapkan bahwa Pemerintah Kota Prabumulih dinilai belum siap menghadapi banjir akibat tingginya intensitas curah hujan.
"Semalam kita langsung turun ke lapangan melakukan peninjauan ke pemukiman penduduk yang kebanjiran. Menurut kita, penyebab banjir tidak lain masih minimnya kesadaran para pekerja galian pipa jaringan gas kota menyikapi musim penghujan yang sewaktu-waktu dapat menyebabkan banjir seperti kemarin" ujarnya.
Yang kedua lanjut Adi Susanto, minimnya koordinasi pihak BUMN, BUMD dan Swasta terhadap Pemerintah Kota terkait rencana pelaksanaan proyek penggalian jaringan kabel optik untuk kebutuhan jaringan telepon serta penggalian pemasangan jaringan pipa PDAM. Seringkali proyek Pemerintah terkesan dirusak oleh kebutuhan pembangunan jaringan baik itu PDAM, Maupun jaringan telepon serta yang terakhir penggalian demi kepentingan jaringan gas rumah tangga.
Selain itu lanjut Santon (sapaan akrab Adi Susanto-red) pembangunan drainase yang berada pada titik-titik rawan banjir tidak berfungsi secara maksimal. Saluran drainase di daerah yang tergenang banjir lebih rendah dari saluran penghubungnya sehingga mengakibatkan lupan air dan menggenangi rumah penduduk, ujarnya.
”Penataan wilayah di Kota Prabumulih sudah saatnya mendapatkan perhatian khusus. Jangan sampai lahan-lahan hijau habis, sehingga tak ada resapan di daerah atas. Selain masih minimnya pembutan resapan air, di Kota Prabumulih masih banyak wilayah perumahan yang tidak dilengkapi sistem drainase. Apalagi di beberapa daerah, pembangunan jalan pemukiman yang dilaksanakan oleh pemkot juga tak dilengkapi fasilitas drainase di sekitarnya. Bisa kita lihat, pembangunan jalan di kawasan pemukiman penduduk dan peningkatan jalan banyak yang tidak memiliki drainase Itu bisa memacu terjadinya banjir di wilayah sekitar,” tegas Santon.
0 komentar:
Posting Komentar