Foto: Ibu Korban |
Mengenai keterangan tersangka Salfian di hadapan Tim Penyidik Polres Muaraenim dan dalam Pemberitaan di beberapa Media,yang mengatakan penyebab awal terjadinya perkelahian adalah masalah Hutang Orang Tua Korban kepada tersangka,Atas Upah Pembuatan Dua Buah Rumah di Daerah OKU,disangkal keras oleh Orang Tua Korban Hertamince (58) Binti Yancik Sabtu,(16/09/2017) saat awak media menyambangi Rumahnya.
"Saya tidak perna merasa berhutang seperti apa yang dikatakan Salfian kepada penyidik Polres Muaraenim, sebab setahu saya,persoalan pembangunan rumah saya yang ada di Muara dua kabupaten OKU Selatan di Tahun 2012 lalu,sudah Saya bayar upahnya,dengan sistem gaji yang diambil setiap Hari Sabtu,"ucap Mince.
Untuk Otong lanjut Mince Upahnya sebesar Rp 100.000,-/Hari karena di Tukang,sedangkan untuk keneknya yang bernama Antoni alias Antok (37) Sebesar Rp.60.000/Hari,dan Uang Upah tersebut di ambil oleh mereka berdua setiap Hari Sabtu di tiap Minggunya.papar Mince
Justru sebaliknya kata Ibu korban lagi, tersangka terkesan tidak bertanggung jawab dengan pekerjaannya,karena pada saat membangun rumah di OKU Selatan tersebut pekerjaannya tidak selesai dan terkesan meninggal pekerjaan,sehingga untuk penyelesai rumah tersebut saya harus menyuruh tukang lain untuk menyelesaikanya.terang Mince.
Adapun mengenai adanya barter atau upah tukang di bayar dengan rumah kami yang ada di Muaraenim itupun tidaklah benar,karena rumah tersebut adalah rumah keluarga saya,bukan rumah saya, ungkap Mince sudih.
Di ungkapankan Mince bahwa sebelum tragedi itu
ada SMS yang masuk ke Hp saya dan terkesan Sms Terror Minggu malam (10/09/2017) sekitar pukul 22.42 wib,dari nomor (0821 777 94 +++)
"Duit 1 milyar tidakkan membuat aku senang,aku lebih senang setelah kelima anak mu mati mengenaskan"isi sms teror
Terus kata Mince pada Rabu siang,(13/09/17) pukul 13.00 wib ada lagi sms yang isi nya,
"10 tahun bukanlah waktu yang singkat, setelah ku penuhi janjiku, kalian harus memenuhi janjimu,Suamimu, Anakmu atau ganti dengan kelima nyawa anak mu".sms teror lagi.
Untuk mengetahui siapa orang yang telah mengirimkan sms teror itu,Istri korban Tati Afrianti,pada Kamis malam (14/09/2017) pukul 18.30 wib dan ternyata yang mengirim SMS adalah tersangka,setelah diketahui Bahwa tersangka yang telah mengirim sms tersebut,maka terang Mince,saya berupaya mencari solusi terbaik untuk menyelesaikan masalah ini dan lalu saya mengirim sms ke nomor tersangka tersebut,
"Assalamualaikum apo kabar Tong Semoga sehat sehat"
lantas di jawab oleh Otong dengan nomor yang sama dengan isi,
"sebagusnyo kau berdoa untuk anak kau, agar yang betino berenti melonti yang lanang berhenti jadi gigolo"
Dan ternyata semua sms yang di kirim oleh tersangka kepada Ibu Kandungnya diketahui oleh korban,kemudian korban dengan emosi yang Meludak langsung mendatangi tersangka untuk mengklarifikasi permasalahan tersebut dan kenapa mengirim sms teror itu ke ibu korban,dan terjadilah tragedi perkelahian tersebut,pungkas ibu korban
Pernyataan yang disampaikan Mince mengenai Upah Pembuatan Rumah,juga dibenarkan oleh Antok teman tersangka saat mengenakan pembangunan Rumah di OKU,yang pada saat itu juga hadir di Rumah kediaman korban.
"Kami di bayar gaji setiap hari oleh pemilik Rumah,yang mana saya sebagai kenek tukang di gaji Rp 60.000,-/Hari,sedangkan Salfian karena dia tukang di gaji lebih besar dari saya Rp 100.000,-/Hari,namun Uang gaji tersebut tidak kami ambil setiap Hari,melainkan kami kumpul dan di ambil setiap satu Minggu sekali di hari sabtu"ungkap Antok.(Denni)
0 komentar:
Posting Komentar