www.topnewsumatera.com

DPC LPRI Cium Aroma Dugaan Korupsi Beberapa Proyek di PTBA


Muara Enim, TNS  - Perusahaan BUMN Ternama dan terbesar di Sumatra Selatan yaitu PT.Bukit Asam Tbk (PTBA TBK) yang terletak di Tanjung Enim,saat ini sahamnya Inalum sebagai pengendali,secara tidak langsung mendapat perhatian khusus dari masyarakat Muara Enim khususnya oleh  Lembaga Pengawasan Reformasi Indonesia (LPRI) DPC Kabupaten Muara Enim.

Beberapa tahun lalu di langsir dari berita nasional Utang PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) diprediksi membengkak menjadi US$ 6,5 miliar atau Rp 100 triliun lebih pada tahun ini,seiring rencana induk BUMN tambang ini mencaplok 20-25% saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) dan seiring dengan itu, lembaga pemeringkat global (Moody’s), memangkas prospek peringkat utang Inalum menjadi negatif dari sebelumnya stabil.,Selain utang segunung, kemerosotan kinerja anak usaha akibat anjloknya harga komoditas bakal menghajar Inalum,papar Muskarel Ketua DPC LPRI Kabupaten Muara Enim pada media ini Jumat (16/09/2022).

Dalam keterangan resmi,lanjut Muskarel Senin (13/04/2020), Moody’s mempertahankan peringkat Baa2 untuk Inalum dan obligasinya. Rating itu mencerminkan dukungan kuat pemerintah Indonesia ke Inalum. “Penurunan harga komoditas, kapasitas, dan ekspansi membuat prospek Inalum diturunkan ke negatif,” ujar Nidhi Dhruv, vice president and senior analyst Moody’s.

"Moody’s,memprediksi kinerja keuangan Inalum tahun ini lemah. Ini diperparah oleh rencana pembelian 20-25% saham Vale yang bakal dibiyai dari utang. Alhasil, utang naik menjadi  US$ 6,5 miliar dan gross adjusted leverage naik menjadi 8-8,5 kali tahun ini dari 6,2 kali tahun lalu."ujar Muskarel.

Untungnya,lanjutnya, tambahan bunga masih bisa dibayar dari dividen anak usaha, terutama dari PT Bukit Asam Tbk (PTBA). Perusahaan batu bara ini diprediksi menyumbangkan 90% setoran dividen ke Inalum. Adapun setoran dua anak usaha lainnya, PT Aneka Tambang Tbk (Antam) and PT Timah Tbk, rendah karena keuangannya lemah.

"Moody’s menganggap likuiditas Inalum sangat lemah dan dana tunai perusahaan tidak cukup membiayai capex dan kewajiban pembayaran utang. Dalam 12-18 bulan ke depan, utang jatuh tempo yang harus dibayar Inalum mencapai US$ 1 miliar."ungkap Muskarel.

Kami masyarakat awam menyimpulkan,apakah dengan keadaan sekarang bisa sejahtera Masyarakat Muara Enim selaku tuan rumah yang merasakan dampak langsung atas dampak aktivitas perusahaan pertambangan,kerena itu di anggap tidak sejalan dengan Pasal 33 UUD 1945 dan UU Minerba yg memprioritaskan daerah dimana Sumber Daya Alam (SDA) itu berasal yaitu wilayah Kabupaten Muara Enim.

"Banyak hal saat ini yang terjadi serta,besar dugaan spekulasi di lingkup para petinggi perusahan yang cukup menghawatirkan berdampak pada aktivitas perusahan khusus nya PTBA Tbk berpotensi gagal pengerjaannya,'tegas."Kata Muskarel.

Atas Dugaan yang terjadi tersebut kami Lembaga Pengawasan Reformasi Indonesia DPC Kabupaten Muara Enim,bersama Tim akan segera menindak lanjuti dugaan gagalnya proyek tersebut.

"Hal ini kami lakukan agar PTBA Tbk dapat lebih baik lagi."pungkas Muskarel.

Share on Google Plus

About TopNews

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 komentar:

Posting Komentar